TOP 9 - 2017 : DIVERSIFIKASI PERTANIAN MELALUI BUDIDAYA BUAH NAGA

Jum'at, 01 September 2017 - 16:09 WIB
Kampung Wisata Buah Naga

DIVERSIFIKASI PERTANIAN MELALUI BUDIDAYA BUAH NAGA DI DESA BARUHARJO (DURENAN) 

Kategori Inovasi:

Peringkat 3 : Pengembangan Ekonomi Desa 

 

Pertanian masih menjadi sektor yang banyak diterjuni mayoritas masyarakat di Kabupaten Trenggalek, termasuk masyarakat yang tinggal di Desa Baruharjo, Kecamatan Durenan. Seiring perkembangan waktu, bertani padi bukan lagi menjadi satu-satunya pilihan dalam pertanian.

Akhirnya, ada sebagian petani di desa Baruharjo yang  mulai melirik budidaya Buah Naga sebagai bentuk usaha diversifikasi pertanian. Diversifikasi pertanian merupakan usaha penganekaragaman jenis tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Ini artinya sebuah usaha mencari alternatif tanaman lain yang bisa dikembangkan dan diharapkan sebagai inovasi (terobosan)  baru untuk meningkatkan sumber pendapatan.

Kenapa Buah Naga? Sebab, selain mudah dalam pembudidayaannya, Buah Naga juga terbukti mempunyai nilai jual yang relatif tinggi. Pembudidayaan Buah Naga bisa dilakukan secara individu (rumahan) maupun kelompok (oleh kelompok tani). Mereka yang mempunyai sisa lahan di sekitar rumahnya, juga bisa mencoba membudidayakan buah naga entah sebagai tanaman hias, usaha sampingan, ataupun sebagai mata pencaharian.

Buah Naga adalah jenis tanaman yang tahan di berbagai cuaca.  Proses penyiapan benih sampai pemanenan, perawatan dan pemasarannya pun juga tidak sulit. Hal inilah yang menjadikan budidaya Buah Naga sebagai terobosan baru diversifikasi pertanian di desa ini.

 

LATARBELAKANG

Selama ini, ketergantungan masyarakat terhadap padi sebagai satu-satunya sumber penghasilan masyarakat petani menjadi  masalah bagi kehidupan mereka. Petani harus menunggu antara 2,5 hingga 3 bulan untuk benar- benar menikmati hasil panen padi. Karena itulah, Pemerintah Desa Baruharjo memikirkan bagaimana caranya agar ada kegiatan lain sebagai sampingan yang bersifat produktif, selain hanya menunggu hasil dari panen padi saja.

Sebelum inovasi untuk mengampanyekan budi daya Buah Naga ini diterapkan, banyak masyarakat mengalami kesulitan mencari penghasilan alternatif disela-sela menunggu panen padi yang merupakan penghasilan pokoknya. Sementara itu, permintaan pasar terhadap Buah Naga semakin meningkat setiap harinya di Trenggalek dan sekitarnya. Kebutuhan Buah Naga yang ada didatangkan dari kota lain, khususnya  dari wilayah Banyuwangi dan sekitarnya.

Oleh karena itu, penerapan inovasi denga melakukan budidaya Buah Naga ini dapat langsung dirasakan oleh masyarakat sebagai sumber penghasilan alternatif khususnya bagi masyarakat petani tradisional. Kondisi perekonomian masyarakat sebelum adanya inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah  Naga ini cenderung masing stagnant atau masih jalan di tempat. Artinya, pendapatan mereka masih “itu itu saja”, terutama  sangat tergantung pada hasil panen padi. Jika hasil panen padi bagus, pendapatan membaik. Tapi jika hasil panen padi buruk, maka pendapatan juga sedemikian rupa.

Ada warga Baruharjo yang sudah mencari kegiatan produktif sampingan seperti dengan melakukan penanaman tanaman sayur-mayur. Dengan melakukan penanaman seadanya, hasilnya  bisa dibuat sebagai pelengkap kebutuhan makan sehari hari di kala panen memburuk dan pendapatan mulai berkurang. Itupun masih bersifat perorangan atau per rumah. Di sini, tidak ada peningkatan pendapatan di kalangan masyarakat petani. Karena penanaman  sayur itu sebenarnya lebih dilakukan sebagai sebuah kegaiatan yang tidak terencana dengan baik, hanya sebagai kegiatan sampingan saja.

Dipilihnya budidaya Buah Naga sebagai sebagai salah satu terobosan untuk memecahkan masalah yang ada dimaksudkan untuk menghasilkan produk pertanian yang bisa mendatangkan peghasilan tambahan. Buah Naga  dianggap cocok dengan Desa Baruharjo karena perawatannya mudah dan bisa dilakukan oleh masyarakat, termasuk juga mudah dalam memasarka hasilnya.

Tujuan dari inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga ini adalah untuk menyelesaikan masalah ketergantungan masyarakat akan hasil panen padi, meningkatkan pendapatan masyarakat, memenuhi permintaan pasar yang masih melambung akan Buah Naga. Tujuan lainnya adalah melatih masyarakat untuk mengembangkan kreatifitas di bidang pertanian dengan cara penganekaragaman jenis tanaman yang ditanam, serta menjalin kerjasama yang baik, antar masyarakat, desa dan hubungan baik dengan petani petani di daerah lain.

Dengan terlatihnya membudidayakan suatu tanaman produktif dengan pasar yang masih luas, masyarakat diharapkan akan terlatih juga dalam menjalankan usaha budidaya dengan diarahkan pada manajemen yang lebih baik, tidak sekedar melakukan sesuatu hanya untuk mengisi waktu luang atau yang hanya dilakukan secara spontan saja.

Kegiatan tersebut bisa dikatakan inovatif karena belum pernah dilakukan sebelumnya. Diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga merupakan inovasi baru dan sangat dirasakan dampaknya bagi masyarakat Desa Baruharjo. Jika sebelumnya masyarakat hanya mengenal tanaman alternatif seperti cabe, sayur- sayuran, ketela, dan berbagai jenis tanaman sekali panen yang lain, hal ini berbeda dengan tanaman Buah Naga yang masa panen produktifnya bisa sampai 15 tahun sekali tanam.

Pemanfaatan lahan sekitar rumah, pekarangan kosong, tanah perbatasan, dan jenis lahan lain yang selama ini tidak dimanfaatkan secara maksimal juga menjadi alasan mengapa inovasi ini dinilai kreatif dan inovatif. Artinya, bukan hanya petani saja yang bisa berpotensi berhasil dalam budidaya Buah Naga, akan tetapi lebih kepada masyarakat luas, siapa saja yang mempunyai minat dibidang ini.

 

PELAKSANAAN INOVASI PELAYANAN DESA

Langkah-langkah implementasi budidaya Buah Naga di Desa Baruharjo Kecamatan Durenan adalah sebagai berikut:

  1. Persiapan pembersihan dan pemasangan tiang sebagai penopang tanaman Buah Naga. Tiang bisa dibuat dengan cor beton atau mengunakan kayu randu dengan panjang 170 cm dan ditanam sedalam 30 cm. Jarak tanam 2 x 2,5 meter.
  2. Menyiapkan benih dengan memotong batang tanaman sepanjang 30 cm, kemudian disemai diatas tanah pasir selama 3 minggu.
  3. Proses penanaman Buah Naga dengan cara menancapkan batang tanamam sedalam 5 cm sebanyak 4-5 batang pada sekeliling tiang yang sudah disiapkan.
  4. Alangkah baiknya tanah sekitar tiang sudah ditaburi pupuk kandang sebelumnya untuk menambah kesuburan tanah.
  5. Perawatan sebelum berbuah adalah dengan melakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari serta pemberian pupuk (urea & kandang) sebagai stimulan pertumbuhan 2 minggu sekali.
  6. Normalnya, tanaman Buah Naga akan mulai berbunga dalam usia 7- 8 bulan. Saat bunga mekar dapat dilakukan perkawinan antara putik dan benang sari secara manual atau dibiarkan alami dengan bantuan lebah dan angin. Waktu yang diperlukan dari berbunga sampai panen kurang lebih 36 hari.
  7. Perawatan ketika berbuah meliputi:
  • Pemberian pupuk NPK (blower) setiap 2 minggu sekali.
  • Memberikan obat perangsang pertumbuhan buah dengan rutin
  • Artinya, proses mulai tanam sampai dengan panen adalah 10  bulan.

 

Pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam inovasi penyelenggaraan pelayanan publik dalam program ini meliputi:

  1. Kepala Desa, sebagai penemu ide dan  gagasan awal;
  2. Perangkat desa, berberan sebagai penyebar ide, melakukan sosialisasi, menjalankan tahapan dan melakukan prosesnya bersama warga masyarakat desa;
  3. BPD, LPM, dan unsur masyarakat, sebagai pihak yang  mendukung dan melaksanakan inovasi penggunaan mesin tanam padi Rice Transplanter secara bersama-sama;
  4. Masyarakat, sebagai pihak yang mempraktekkan langsung inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga.

 

Sumber daya yang digunakan untuk mewujudkan inovasi desa ini dalam melayani publik antara lain, meliputi:

  1. Anggaran, beraal APBDesa, terutama yang bersumber dari PAD dan biaya mandiri dari masyarakat.
  2. Teknologi, dibuat sendiri karena tidak ada tehnologi khusus dalam pembudidayaan buah naga ini.
  3. Tenaga kerja, yaitu seluruh warga masyarakat yang berminat dalam inovasi budidaya Buah Naga.

 

Cara agar sumberdaya tersebut bisa dimobilisasi guna mendorong keberlanjutan inovasi  diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga adalah dengan menetapkan bahwa inovasi ini dijadikan prioritas dalam pemilihan jenis penganekaragaman tanaman pertanian selain padi yang mempunyai nilai lebih dan cocok untuk daerah ini, melalui forum musyawarah desa.

 

Keluaran dan hasil (output) yang paling berhasil dari inovasi desa ini antara lain:

  • Masyarakat memperoleh pendapatan tambahan dari sektor budidaya Buah Naga ini;
  • Masyarakat mulai banyak yang mengembangkan budidaya buah naga ini menjadi sektor mata pencaharian utama;
  • Masyarakat mempunyai koneksi yang luas dengan pedagang-pedagang buah khususnya pedagang Buah Naga, yang sangat menguntungkan usahanya;
  • Ketergantungan masyarakat terhadap hasil panen padi mulai bergeser dikarenakan adanya usaha sampingan yang berkeuntungan ganda.

 

Sistem atau mekanisme  yang dijalankan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi inovasi desa ini, antara lain:

  • Proses pemantauan dan evaluasi perkembangan inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga adalah dengan menugaskan Kepala Dusun atau perangkat desa terkait untuk memantau dan mengapresiasi pembudidayaan Buah Naga mulai dari tahap awal sampai tahap akhir (pemanenan).
  • Instrument atau alat bantu yang digunakan untuk pemantauan dan evaluasi adalah musyawarah dusun dan musyawarah desa. Acara musdus dan musdes tersebut dimanfaatkan salah satunya sebagai kesempatan untuk memaparkan dan menganalisis pengaruh dan manfaat  inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya buah naga ini, baik secara kuantitas maupun kualitas.

 

Kendala-kendala  yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya, antara lain:

  • Permasalahan dalam penerapan inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga ini adalah pada tahap perawatan semasa tumbuh, berbunga dan berbuah. Semua perlu cara, metode, dan tahapan yang benar agar mendapatkan sehingga kita semua perlu belajar dan melatih ketrampilan;
  • Kendala lainnya ada pada kesulitan mengubah pola pikir (mindset) masyarakat desa  untuk meninggalkan pola lama dan menggantinya dengan pola baru yang lebih efektif dan efisien;
  • Solusinya adalah dengan menggalakkan sosialisasi kepada warga masyarakat tentang kelebihan dan keuntungan dari pembudidayaan Buah Naga sebagai bentuk diversifikasi pertanian.
  • Solusi lainnya adalah membantu pengembanga usaha dan terkait peningkatan kapasitas manajemen usaha di kalangan masyarakat (pembudidaya).

 

MANFAAT DAN HASIL YANG BISA DILIHAT

Contoh konkrit yang dirasakan masyarakat setelah adanya inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga ini, antara lain:

  • Masyarakat diharapkan memperoleh penghasilan (pendapatan) tambahan dari hasil budidaya Buah Naga dan tidak begitu tergantung lagi dengan hasil panen padi. Sehingga terciptalah kemandirian ekonomi yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat;
  • Masyarakat petani merasa terbantu dari segi pengetahuan dan ketrampilan baru dalam bidang pertanian, sehingga wawasan masyarakat menjadi lebih luas;
  • Masyarakat menjadi lebih aktif bertanya dan menggali informasi seputar penerapan inovasi baru ini, dengan penuh antusias sehingga bisa dikatakan menjadikan semangat baru bagi mereka untuk mengembangkan ekonomi dibidang pertanian;
  • Masyarakat yang kurang tersentuh di bidang pertanian mulai tertarik dan tidak memandang sebelah mata terhadap petani;
  • Demikian juga tanggapan generasi muda terhadap inovasi baru ini, sangat positif dan mendukung. Semoga kedepannya bisa berkembang dan maju.

 

Sebelum inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga ini diterapkan, beberapa kondisi yang terlihat antara lain:

  • Masyarakat petani masih sangat tergantung pada hasil panen padi yang tidak selamanya berjalan mulus;
  • Berkurangnya minat generasi muda untuk bekerja di bidang pertanian karena anggapan bahwa bertani itu hanya padi saja, dengan tingkat peningkatan penghasilan hanya cukup untuk dimakan saja;
  • Masyarakat kurang berkembang kreatifitas dan ketrampilannya dalam bidang pertanian;
  • Masyarakat kurang mendapakatkan tambahan pendapatan dikarenakan usaha yang dilakukan masih monoton pada satu hal saja;
  • Masyarakat tertutup dan kurang mendapatkan informasi tentang dunia usaha pertanian, terutama akses pasar di luar desa, kecamatan, dan kabupaten.

 

Setelah inovasi inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga:

  • Masyarakat tidak bergantung hanya pada hasil panen padi saja;
  • Tumbuhnya minat generasi muda untuk bekerja di bidang pertanian seiring berkembangnya jenis pertanian dan bukan hanya padi;
  • Masyarakat lebih berkembang kreatifitasnya dalam bidang pertanian (adanya semangat baru);
  • Masyarakat mendapatkan penghasilan alternatif (tambahan) dari hasil budidaya buah  naga, sehingga kehidupannya semakin sejahtera;
  • Akses informasi tentang dunia usaha di bidang agrobisnis mulai didapat.

 

TINDAKLANJUT DAN PEGEMBANGAN PROGRAM

Inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya buah naga ini, sangat bisa untuk direplikasi atau dicontoh untuk diterapkan di desa lainnya. Supaya inovasi ini dapat di replikasi/ diterapkan di desa lain, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

  • Inovasi ini bisa diterapkan untuk daerah (desa) yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani;
  • Inovasi ini diawali dengan kepekaan dan kepedulian aparat pemerintahan desa untuk membuat solusi dari masalah masalah pertanian yang ada di masyarakat. Artinya, tanpa ada rasa peduli dan empati akan masalah orang lain, inovasi ini tidak akan bisa
    terjadi dan mungkin hanya berlangsung sementara;
  • Adanya komunikasi yang baik antara aparat pemerintahan desa dengan masyarakat tentang strategi dan kiat-kiat untuk pengembangan ekonomi masyarakat desa dalam bidang pertanian, melalui forum musyawarah dusun maupun musyawarah desa;
  • Adanya kerjasama yang baik antara aparat pemerintahan desa dan masyarakat dalam proses proses inovasi dari awal sampai akhir;
  • Diperlukan adanya masyarakat yang terbuka dan mau menerima hal baru yang lebih menguntungkan dan lebih baik untuk kesejahteraannya.

 

Yang harus  dilakukan agar inovasi desa ini berkelanjutan (terus dijalankan hingga menghasilkan manfaat secara optimal) adalah adanya dukungan yang diupayakan agar inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga ini dapat berjalan lancar dan berkelanjutan, diantaranya adalah:

  • Intervensi kebijakan, yaitu adanya kebijakan yang dituangkan dalam bentuk peraturan desa (perdes);
  • Dukungan keuangan, yaitu upaya mengamankan pengalokasian anggaran untuk inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga, bisa dari  PAD yang tertuang dalam APBDEsa secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan;
  • Dukungan sosial, yaitu upaya mendorong aparat pemerintahan desa untuk selalu optimis, dan mendukung keputusan yang diambil terkait inovasi penerapan Inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga ini, agar lebih berkembang;
  • Dukungan budaya, salah satunya munculnya budaya progresif dan terbuka pada hal baru, menggalakkan budaya mau menerima hal baru yang lebih berkembang kearah kemajuan dan kesejahteraan bersama;
  • Dukungan lingkungan, dengan cara mendorong lingkungan untuk selalu berpartisipasi penuh dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh desa, entah dalam prosesnya maupun dalam evaluasi, sehingga terlihat kompak, rukun, dan saling mengapresiasi.

 

Saat ini belum ada replikasi Inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga di desa atau di tempat lain.

 

Pembelajaran berharga yang dapat dipetik dari penerapan inovasi diversifikasi pertanian berupa budi daya Buah Naga di desa Baruharjo, antara lain:

  • Pembelajaran pertama, yakni tahap yang paling mudah dalam pelaksanaanya adalah tahap pengerjaan. Masyarakat dalam tahapan ini sangat terlibat total dan bersama sama. Mulai dari penyiapan benih, penyiapan media tanam, penanaman, perawatan, pemanenan sampai pemasarannya, semua dikerjakan bersama sama sehingga tidak ada kendala yang berarti.
  • Pembelajaran kedua, yakni tahap yang paling sulit adalah saat inovasi ini menemui kendala di tahap sosialisasi awal. Bagaimanapun juga mengubah paradigma masyarakat dari pola lama ke pola baru itu cukup sulit dan diperlukan kesabaran yang
    luar biasa dari semua pihak.

 

Kunci sukses dari Inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya buah naga ini, antara lain:

  • Komitmen dari kepala desa dan perangkat desa untuk selalu berusaha mencarikan solusi dari permasalahan yang ada di desa dengan sungguh-sungguh dan penuh pengabdian;
  • Dukungan dari semua pihak yang ada yang merupakan stakeholder desa dan juga seluruh masyarakat yang ada;
  • Adanya kemauan untuk mengembangkan kreatifitas atau terobosan
    baru dalam rangka mencapai kesejahteraan bersama.

 

Inovasi diversifikasi pertanian melalui budidaya Buah Naga mampu mengubah pola pikir aparat pemerintahan desa maupun masyarakat bahwa kreatifitas itu tiada batas. Kreatifitas itu sangat mahal harganya. Tentunya harus dibarengi dengan ketekunan dan keterampilan dalam menjalaninya. Diversifikasi pertanian itu seperti peribahasa, “TAK ADA ROTAN AKARPUN JADI”. Jika hasil panen padi tak menentukan, bolehlah kita menemukan terobosan. Salah
satunya dengan budidaya buah naga. Salam Semangat menuju kesejahteraan pangan dan ekonomi! []