TOP 9 - 2017 : LAPAK NDESO ONLINE : LAPAK BUMDES

Jum'at, 01 September 2017 - 16:02 WIB
Tampilan fitur LAPAK NDESO "BUMDES"

“LAPAK NDESO" ONLINE : LAPAK BUMDES DESA NGADISUKO

 

Kategori Inovasi:

Peringkat 2 : Pengembangan Ekonomi Desa

 

Perkembangan Online Shop atau toko online melalui media internet sudah menjamur bahkan sudah sangat dikenal baik oleh khalayak ramai. Banyaknya ragam kemudahan dalam berbelanja dan bermacam jenis produk dan jasa yang ditawarkan, membuat masyarakat Indonesia menjadikan Online Shop sebagai salah satu “tempat berbelanja” baru selain pusat perbelanjaan seperti pasar tradisional yang semakin kurang diminati khususnya di Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.

Kondisi Pasar tradisional yang kurang memberikan peluang kepada pedagang di desa Ngadisuko, akibat dari persaingan ketat di bidang perdagangan menuntut kreatifitas para pedagang tersebut untuk dapat terus eksis mengembangkan usahanya. Di sisi lain geliat pasar global dan maraknya jual beli online menispirasi pemerintah desa Ngadisoko sebagai pelayan masyarakat untuk dapat memfasilitasi masyarakat khususnya pedagang danpengrajin agar dapat dengan mudah mengembangkan usahanya dan memasarkan produk-produk kerajinannya dengan membuat sebuah terobosan atau inovasi yaitu dengan membuat aplikasi belanja online yang mudah, cepat, akurat, terpercaya, pasar online/lapak Bumdes.

Selain mudah pengoperasiannya karena hanya menggunakan ID NIK sudah dapat membuka pasar dan memasarkan produk unggulannya, inovasi pasar online ini dapat menggerakkan komunitas pegiat jual beli online desa Ngadisuko, dan kader masyarakat untuk terlibat mengembangkan ekonomi masyarakat melalui lapak bumdes.

Inovasi “Lapak Ndeso” milik Bumdes Ngadisuko, Kecamata Durenan ini, dapat menjembatani permasahan yang selama ini dihadapi oleh mereka yang ingin memasarkan produknya secara lebih luas dan di luar jalur tradisional. Selama ini hasil produksi pertanian dan produksi rumahtangga maupun UKM nilai jualnya masih rendah karena penjualan masih dimonopoli oleh pedagang besar atau tengkulak, sehinga harga di konsumen menjadi sangat tinggi, apabila rantai penjualan ini dipangkas dengan mempertemukan penjual dan pembeli langsung maka harga di penjualan  bisa lebih tinggi dan harga dipembeli bisa lebih murah.

Bumdes Desa Ngadisuko sudah lama merencanakan membuat aplikasi penjualan online namun terkendala tidak ada Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu membuat sehingga akhirnya meminta bantuan jasa pembuatan aplikasi ini. Berdasarkan data BUMDES, setelah melakukan analisis SWOT dan potensi desa, menunjukkan bahwa mulai muncul produk desa yang tentu membutuhkan penanganan khusus dalam hal pengembangan produk tersebut agar menjadi produk unggulan desa.

Masyarakat khususnya kaum perempuan memiliki banyak keahlian namun tidak mau mengembangkan usaha karena sulit pemasaran. Sehingga adanya “Lapak Ndeso” ini bisa memudahkan mereka untuk menjalankan kegiatan jualan online dan mengetahui seluk-beluk pemanfaatannya secara lebih jauh.

 

TEROBOSAN INOVATIF DAN KREATIF

Lebih jauh, inovasi dibuat untuk merubah pola pikir masyarakat desa untuk lebih berdaya dalam arus persaingan global. Terutama  perputaran ekonomi local dan peningkatan kepedulian dengan produk domestik dalam capain peningkatan.  Pendekatan unik yang digunakan desa dalam memecahkan persoalan matinya pasar tradisional adalah mebuat pasar online berbasis android. Sekarang sudah jamannya smartphone dan hampir semua pengguna HP adalah berbasis android. Khususnya yang bergerak di bidang bisnis online ini adalah target pasar yang luas untuk meningkatkan omset penjualannya. Semua pengguna HP bisa sangat mudah untuk melakukan transaksi via aplikasi android yang di instal.

Banyaknya keahlian warga masyarakat yang tidak bisa dikembangkan karena sulit pada  saat pemasaran tertangani dengan adanya inovasi desa pasar online atau lapak Bumdes. - Pengoperasian inovasi desa pasar online (lapak) bumdes mudah, cepat, aman, akurat, dan terpercaya karena mudah dioperasikan hanya dengan login menggunakan NIK. Tujuan utama dari inovasi desa pasar online/ lapak bumdes adalah memudahkan pemasaran bagi pedagang dan pengrajin agar dapat mengembangkan usahnya yang ke depan dapat mensejahterakan masyarakat.

Lantas dalam hal apa inovasi desa Ngadisuko ini dinilai kreatif dan inovatif? Inovasi aplikasi lapak bumdesdi Desa Ngadisuko merupakan pengembangan dari Bumdes yang selama ini hanya terpaku pada kegiatan simpan-pinjam saja mulai merambah pada kegiatan ekonomi modern yang memanfaatkan teknologi dan internet.

Lingkup keterlibatan masyarakat dalam Inovasia menggunakan aplikasi lapak bumdes ini cukup luas karena untuk membangun sistem penjualan online yang kuat diperlukan keterlibatan masyarakat baik penjual maupun pembeli sehingga semakin banyak transaksi semakin banyak keuntungan yang didapat.

 

 

PELAKSANAAN

Langkah-langkah utama (kronologi)  pelaksanaan kegiatan pasar online (lapak bumdes) di Desa Ngadisuko adalah sebagai berikut:

  • Sekitar tahun 2015, pemerintah Desa Ngadisuko melakukan analisis SWOT  tentang potensi desa, produk unggulan desa, dan di ketahui adanya kendala di bidang pemasaran;
  • Sekitar tahun 2015, pada saat kegiatan Musyawarah Desa (Musdes), dipaparkan permasalahan kondisi desa dan menyepakati Inovasi desa pasar online (Lapak Bumdes);
  • Mulai tahun anggaran 2015-2016, dilaksanakan pekerjaan pembuatan aplikasi, dan sosialisasi sekaligus pendaftaran inovasi desa pasar online (Lapak Bumdes), penyediaan (Lapak Bumdes) online bagi user masyarakat desa Ngadisuko, memberi kesempatan berwira usaha dengan modal minim, memberikan bimbingan teknis kepada user khususnya anggota masyarakat  desa dalam strategi pemasaran.
  • Memasuki tahun anggaran 2017, inovasi desa pasar online (Lapak Bumdes) ditargetkan dapat meningkatkan peningkatan ekonomi masyarakat.

 

Dalam pelaksanaan inovasi ini, para  pemangku kepentingan dan pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam Inovasi aplikasi Lapak Bumdes, antara lain:

  • Kepala Desa, yang  mempunyai gagasan awal;
  • Sekretaris Desa dan perangkatnya, yang mendorong selesainya pembuatan aplikasi Lapak Bumdes;
  • BPD, LPM, dan unsur masyarakat sebagai pihak yang mendukung Inovasi kebijakan aplikasi Lapak Bumdes;
  • Bumdes, sebagai operator dan pelaksana kegiatan.

 

Sumber-sumber  yang digunakan untuk mewujudkan inovasi desa ini ini antara lain:

  • Sumber dana (anggaran) yang  berasal APBDesa;
  • Teknologi, yaitu memanfaatkan teknologi komunikasi smartphone yang hampir semua warga memilikinya;
  • Tenaga kerja, yang tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak untuk menjalankan aplikasi ini cukup operator IT.

 

Cara agar sumberdaya tersebut bisa dimobilisasi guna mendorong keberlanjutan Inovasi aplikasi  Lapak Bumdes adalah menetapkan Inovasi aplikasi  Lapak Bumdes sebagai prioritas pembangunan ekonomidi desa melalui forum musdes.

 

HASIL DAN MANFAAT

Terobosan inovatif  dari Inovasi aplikasi Lapak Bumdes desa Ngadisuko menghasilka manfaat  yang bisa dirasakan, antara lain :

  • Terbangunannya sistem penjualan online yang dimiliki Bumdes sbagai salah satu kegiatan ekonomi masyarakat;
  • Partisipasi masyarakat yang luas karena bisa akses oleh segenap masyarakat secara langsung melalui smartphone yang saat ini hampir dimiliki semua warga;
  • Sampai dengan saat ini belum pernah ada komplain yang serius, tentang keberadaan aplikasi ini, apalagi yang merugikan masyarakat;
  • Secara promosi akan semakin mengenalkan semua produk dan potensi yang ada di desa Ngadisuko tentunya berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

 

Untuk mestikan bahwa program inovatif ini dapat berjalan, maka dibangun sistem atau mekanismse untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi inovasi desa ini.  Proses pemantauan dan evaluasi perkembangan Inovasi aplikasi Lapak Bumdes adalah menugaskan tenaga IT memantau pelaksanaan aplikasi Lapak Bumdes, melaporkan atau menginformasikan kepada Kepala Desa sebagai bahan masukan kepada Bumdes dalam pengelolaan sistem jual beli online ini. Instrumen atau alat bantu yang digunakan untuk pemantauan dan evaluasi data transaksi yang ada selanjutnya dianalisis perkembangan pelaksanaan aplikasi Lapak Bumdes baik secara kuantitas maupun kualitas.

Meskipun ada kendala, tetapi hal itu bisa diatasi dengan baik. Permasalahan dalam Inovasi aplikasi Lapak Bumdes desa adalah masih belum semua masyarakat mau mengakses aplikasi ini terlebih bagi warga yang agak gagap teknologi sehingga perlu adanya sosialisasi yang terus-menerus untuk mengedukasi masyarakat.

Tetapi manfaat dari inovasi ini amat nyata.  Contoh konkrit yang dirasakan masyarakat setelah Inovasi aplikasi Lapak Bumdes ini ada, misalnya, antara lain:

  • Informasi update produk lebih mudah;
  • Input harga reseller dan konsumen lebih mudah;
  • Konsumen bisa cek resi dan ongkos kirim sendiri;
  • Custumer bisa order langsung di aplikasi;
  • Custumer bisa menyimpan dan men-download gambar gambar produk;
  • Admin bisa mendapatkan pemberitahuan order via notifikasi email;
  • Dan yang terpenting tata kerjanya lebih tersistem, karena menggunakan teknologi (aplikasi).

 

Manfaat itu terlihat dari kondisi yang menunjukkan  perbedaan antara sebelum dan sesudah inovasi desa ini dilaksanakan. Dulunya, sebelum Inovasi aplikasi Lapak Bumdes ini dibuat, kegiatan Bumdes masih sebatas kegiatan simpan pinjam. Dalam situasi itu  kreatifitas masyarakat kurang diwadahi terutama kegiatan ekonomi produktif. Masyarakat acuh tak acuh dengan keberadaan Bumdes. Mereka berhubungan dengan Bumdes saat hanya ada kendala permodalan saja.

Sebelum ada aplikasi, pasar sebagai satu-satunya tempat transaksi jual beli masyarakat sangat terbatas karena hanya 2 kali dalam sepekan dan waktunya pun tidak sepanjang hari dan realitanya kurang diminati karena semakin tergeser keberadaanya dengan pasar modern.  Biaya untuk pembangunan dan perawatan pasar tradisional cukup besar, belum lagi persoalan limbah yang dihasilkan. Sementara smartphone hanya dipakai masyarakat untuk kegiatan yang kurang produktif dan sering juga menimbulkan permasalahan sosial.

Tetapi setelah Inovasi aplikasi Lapak Bumdes ada, Bumdes kegiatanya tidak hanya terbatas simpan pinjam, kreatifitas masyarakat dapat diwadahi terutama kegiatan ekonomi produktif. Masyarakat cukup memperhitungkan dengan keberadaan Bumdes, dan tidak hanya saat ada kendala permodalan saja berhubungan dengan bumdes. 

Pasar online lebih menjawab perkembangan jamandan mampu bersaing denganpasar madern. Biaya pebuatan dan perawatan pasar online jauh lebih murah dan lebih akuntabel.  Smartphone bisa digunakan untuk bertansaksi jual beli oleh masyarakat sehingga bisa lebih mendatangkan nilai ekonomis bahkan peningkatan taraf ekonomi masyarakat—daripada untuk kegiatan tidak produktif dan kegiatan yang mengarah pada hal negatif.

 

TINDAK LANJUT DAN PENGEMBANGAN

Terobosan inovatif dan kreatif yang dilakukan oleh Desa Ngadisuko Kecamatan Durenan ini tentunya akan sangat bagus bila digunakan oleh desa-desa lain. Sehingga akan bagus jika inovasi desa ini dapat direplikasi (diadopsi) di desa lain. Tentunya, agar inovasi pasar online Lapak Bumdes  ini dapat direplikasi (diterapkan) di desa lain, perlu diperhatikan hal-hal berikut :

  • Banyak melakukan pendataan produk unggulan desa agar dapat dipasarkan di pasar online;
  • Melakukan komunikasi dan sosialisasi tentang pengoperasian lapak online;
  • Menetapkan inovasi pasar online (Lapak Bumdes) Desa dalam perencanaan Desa baik review RPJMDesa, penyusunan RKPDesa maupun penganggaran APBDesa;
  • Selalu melibatkan masyarakat dalam proses pelaksanaan maupun pengawasannya;
  • Melaporakan setiap progres pelaksanaan pasar online Lapak Bumdes secara transparan kepada masyarakat melalui forum musdes atau pertemuan masyarakat.

 

Sedangkan untuk Desa Ngadisuko sendiri, agar inovasi ini bisa berlanjut, harus ada  upaya yang dilakukan agar inovasi ini bisa menghasilkan manfaat secara optimal. Dukungan yang diupayakan agar inovasi pasar online Lapak Bumdes  ini bisa berkelanjutan, antara lain:

  • Dukungan kebijakan, yaitu untuk  mengamankan kebijakan pasar online Lapak Bumdes dalam perencanaan desa yang tertuang dalam Peraturan Desa tentang RPJMDesa dan RKPDesa;
  • Dukungan anggaran (keuangan), untuk  mengamankan pengalokasian anggaran untuk pasar online Lapak Bumdes dengan nominal yang semakin ditingkatkan dalam APBDesa dan transparansi pertanggungjawabannya;
  • Dukungan budaya, yang dilakukan dengan  menggalakkan partisipasi masyarakat dan gotong-royong masyarakat;
  • Dukungan lingkungan, untuk  mendorong lingkungan yang sudah dilaksanakan pasar online Lapak Bumdes untuk dapat dikembangkan semaksimal mungkin;

 

Saat ini belum ada replikasi inovasi pasar online Lapak Bumdes desa secara masif di desa atau tempat lainnya. Tentu terobosan yang dibuat Desa Ngadisuko ini memberikan  pembelajaran berharga yang dapat dipetik, antara lain:

  • Pembelajaran pertama yakni tahap yang paling mudah dalam pelaksanaannya adalah tahap pengoperasian. Masyarakat sangat antusias melakukan login Lapak Bumdes menggunakan NIK;
  • Pembelajaran kedua yakni tahap yang paling sulit adalah sosialisasi awal perlunya strategi pasar online lewat Lapak Bumdes untuk mengatasi masalah pemasaran produk unggulan.

 

Suksesnya terobosan inovatif ini tentunya memerlukan  Komitmen Pemerintah Desa yang kuat. Perlu juga kesadaran dan dukungan stakeholders desa (BPD /lembaga desa terkait) dan masyarakat.  Inovasi pavingisasi pasar online  Lapak Bumdes dapat mengubah pola pikir masyarakat (pelaksana dan penerima manfaat) karena satu alasan dan bukti bahwa pasar online Lapak Bumdes  merupakan Inovasi pengembangan ekonomi yang memudahkan para pedegang kelas menengah ke bawah dapat memasarkan produk unggulannya dan dapat bersaing di persaingan global. []